"aku berani sama ular, tapi please ya jangan sampe kita
berantem nieh gara2 si tikus2 nakal itu," kata mas Bijak. Lanjutnya,
"oke, percaya yang berani sama tikus, tapi bukan gini caranya buat showed
off your brave in stirring at mouse. I DON'T LIKE IT, MUCH THAN YOU
KNOW, dek."
"Iya..iya..mas. Kenapa sih mas Bijak takut sama tikus? Masak kalah
sama adek?" Tanganku ga bs brenti ngutek2 hapeku yang kemasukan sms
terus2an. Oia, ngomong2, mas Bijak adalah mas-ketemu-gedhe-ku, anggep aja temen
spesialku gitu deh.
"Sekarang ak tanya dek, knp km takut sama kodok?" okee, enough.
Tatapan matanya biasa aja donk mas, jangan melucutiku dengan pertanyaan yang
membingungkan ini.
"Hmm, ak ga takut cuma geli plus males aja kalo liat kodok yang
loncat2 ga jelas gt. Tau2 kalo nemplok di badan kan jijik, mas. Kalo tikus kan
tinggal digusah(diusir) pasti lari sendiri kan mas?"
"Heh enak banget ya km ngomongnya gt. Okelah kalo km g takut ma kodok,
trus kalo sama penyakit anehmu yang suka parno kalo lewat yang ada cowo banyak
gitu knp?" Well, pertanyaan sudah menarik pada analogi2 atau fakta2
aneh2 nih.
"Hmm, ak takut aja. Udah ngebayangin yang enggak2. Kan mas tau kalo ak
sedikit trauma sama cowo. Ak jadi rada phobia kalo dikerumunan orang banyak
yang gag ku kenal."
"Nah itu juga yang aku rasain kalo ada tikus. Takut sih enggak, cuma
sekecil itu dibunuh pun jadi. Tapi masalahnya orang kalo udah phobia itu susah,
dek. Tau sendiri kan cm gara2 ada 1 tikus mampir ke kaki mas waktu duduk di
luar, mas mpe loncat trus terkilir tangannya yang buat tumpuan waktu jatuh? Itu
tuh udah ke-mindset gitu dek. Jadi please y dek, tolongggg
bangettt jangan berdebat masalah tikus ini lagi, bisa kan?"
"Gimana ya? Aku kan sebenernya g ngajak berdebat tadinya. Mas aja nih
yang sensi. Tapi ya udah deh, kita g usah mbahas masalah tikus lagi. Adek janji
deh. Puas mas? Mas? Mas Bijak?" Kok gag ada jawabannya?
Mas Bijak kenapa ini???
pertanyaan : apa yang terjadi dengan mas Bijak? (silahkan tulis jawaban +
commentnya y teman2)
========================= ===========================
#2
“selamat datang. Bisa saya bantu?”
Mas Bijak sekarang ternyata ada di sebuah lokasi yang ...
“selamat datang. Bisa saya bantu?”
“selamat datang? Aku dimana nih?” Mas Bijak kebingungan mencari
sumber suara sapaan tadi. Perasaan dan sepenglihatan mas Bijak, di tempat yang
banyak daun-daunnya kayak gini dan di sekelilingnya sama sekali tidak nampak
batang hitung manusia deh.
“ouchhhhhhh...awwww...”
“selamat datang. Bisa saya bantu?”
“siapa sih yang nyapa ini? Heh! Kalo berani sini keluar!”
“Saya sudah keluar nih! Pak?” Mas Bijak tetep aja nggak bisa lihat
siapapun, sampai khayalan tingkat tinggi tentang makhluk halus menghampiri.
“Yey, pantesan nggak kelihatan. Lihat donk ke bawah. Di atas mah nggak ada apa-apa kali.”
Pelan-pelan kepala mas Bijak ke bawah dan – yak- apa yang terjadi
saudara-saudara?
Gubrakkkkk!
# 3
Pelan-pelan mata mas Bijak terbuka. Menatap ke depan, membersihkan
pandangan di hadapannya. Keanehan hanya yang dirasa.
“Aku dimana ini?” Bangunlah punggung mas Bijak dari tempat tidur
dan menatap ke kanan-kiri, berharap menemukan jawaban atas pernyataannya.
“Selamat pagi. Apakah anda sudah baik-baik saja?” Suara itu. Suara
itu lagi. Suara yang menyapa mas Bijak sebelumnya. Siapa sebenarnya dia? Batin
mas Bijak pun berderu oleh rasa penasaran.
“Selamat pagi, hai Makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna, yang
diberi akal dan budi. Selamat datang di ekosistem kami,” krek...krekk..
Terdengar pergerakan suara tas plastik di bawah ranjang mas Bijak.
“Lihatlah kami lebih dekat. Kami sangat menghargai kesediaan anda,
Tuan. Lihatlah. Kami di bawah anda.” Kurang dari dua detik, Mas Bijak menoleh
ke bawah dan ia baru sadar, tikus ini yang dia lihat sebelum pingsan tadi.
“Ternyata aku nggak mimpi dari tadi! Ke..napa kamu bisa bicara?
Dan tolong menjauhlah dari aku. Ak....ku takut... se..sekali dengan kamu dan
teman-temanmu.”
“Tenang saja Tuan. Kami tau anda adalah manusia yang baik. Maka
dari itu kami mengundang Tuan melihat kami lebih dekat. Saya dan teman-teman
sudah berjanji tidak akan mengganggu anda dengan aktifitas kami selama
kunjungan dan juga selamanya. Kami hanya ingin anda tahu sedikit tentang kami.
Bagaimana, Tuan?”
“Kunjungan kemana?”
“Ke tempat kami. Markas besar kami. Seperti markas PBB di New
York, kamipun mempunyai markas pusat kami di sini. Ikutlah dan jangan kawatir
bagaimana mungkin anda bisa masuk ke sana. Hanya tinggal pejamkan mata dan
katakan : Tikus adalah makhluk hidup yang terangkai dalam rantai kehidupan
bumi.”
Mas Bijak pun mengatakannya dan ...
No comments:
Post a Comment